Jumat, 08 Juni 2012
Senin, 04 Juni 2012
PRIMORDIALISME
Primordialisme
Primordialisme adalah sebuah pandangan atau paham yang memegang teguh hal-hal yang
dibawa sejak kecil, baik mengenai tradisi, adat-istiadat, kepercayaan, maupun segala sesuatu yang ada di dalam lingkungan pertamanya.
Etimologi
Primordialisme berasal dari kata bahasa Latin primus yang artinya pertama dan ordiri yang
artinya tenunan atau ikatan.
Ikatan seseorang pada kelompok yang pertama dengan segala nilai yang diperolehnya
melalui sosialisasi akan berperan dalam membentuk sikap primordial. Di satu sisi,
sikap primordial memiliki fungsi untuk melestarikan budaya kelompoknya.
Namun, di sisi lain sikap ini dapat membuat individu atau kelompok
memiliki sikap etnosentrisme, yaitu suatu sikap yang cenderung bersifat
subyektif dalam memandang budaya orang lain.
Mereka akan selalu memandang budaya orang lain dari kacamata budayanya.
Hal ini terjadi karena nilai-nilai yang telah tersosialisasi sejak kecil sudah menjadi
nilai yang mendarah daging (internalized value) dan sangatlah susah untuk berubah
dan cenderung dipertahankan bila nilai itu sangat menguntungkan bagi dirinya.
Terdapat 2 jenis etnosentris yaitu: 1. etnosentris infleksibel yakni suatu
sikap yang cenderung bersifat subyektif dalam memandang budaya atau tingkah laku orang lain,
2.Etnosentris fleksibel yakni suatu sikap yang cenderung menilai tingkah laku orang
lain tidak hanya berdasarkan sudut pandang budaya sendiri tetapi juga sudut pandang
budaya lain. Tidak selamanya primordial merupakan tindakan salah.
Akan tetapi bisa disaja dinilai sebagai sesuatu yang mesti dipertahankan.
Dalam sudut pandang ajaran (ritual) misalnya. Perilaku primordialisne merupakan unsur
terpenting, saat memberlakukan ajaran intinya.
melalui sosialisasi akan berperan dalam membentuk sikap primordial. Di satu sisi,
sikap primordial memiliki fungsi untuk melestarikan budaya kelompoknya.
Namun, di sisi lain sikap ini dapat membuat individu atau kelompok
memiliki sikap etnosentrisme, yaitu suatu sikap yang cenderung bersifat
subyektif dalam memandang budaya orang lain.
Mereka akan selalu memandang budaya orang lain dari kacamata budayanya.
Hal ini terjadi karena nilai-nilai yang telah tersosialisasi sejak kecil sudah menjadi
nilai yang mendarah daging (internalized value) dan sangatlah susah untuk berubah
dan cenderung dipertahankan bila nilai itu sangat menguntungkan bagi dirinya.
Terdapat 2 jenis etnosentris yaitu: 1. etnosentris infleksibel yakni suatu
sikap yang cenderung bersifat subyektif dalam memandang budaya atau tingkah laku orang lain,
2.Etnosentris fleksibel yakni suatu sikap yang cenderung menilai tingkah laku orang
lain tidak hanya berdasarkan sudut pandang budaya sendiri tetapi juga sudut pandang
budaya lain. Tidak selamanya primordial merupakan tindakan salah.
Akan tetapi bisa disaja dinilai sebagai sesuatu yang mesti dipertahankan.
Dalam sudut pandang ajaran (ritual) misalnya. Perilaku primordialisne merupakan unsur
terpenting, saat memberlakukan ajaran intinya.
Langganan:
Postingan (Atom)